Mari menjelajahi beragam kekayaan kuliner indonesia. Tidak hanya tempat wisatanya yang lluar biasa. Indonesia juga memiliki beragam kekayaan kuliner yang khas. Selamat
membaca.
1. Mie Kocok Bandung
3. Gudeg Yogyakarta
Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat,[5] yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu:
Dalam tradisi Melayu, baik di Riau, Jambi, Medan atau Semenanjung Malaya, rendang adalah hidangan istimewa yang dihidangkan dalam kenduri khitanan, ulang tahun, pernikahan, barzanji, atau perhelatan keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Qurban.
http://id.wikipedia.org/wiki/Rendang
5. Pempek Palembang
http://lenterakecil.com/di-balik-kelezatan-pempek-palembang/
6. Lumpia Semarang
Bahan II :
Cara Membuat Kulit Lumpia Kering :
Siap disajikan untuk 12 orang.
http://id.wikipedia.org/wiki/Rawon
8. Sate Madura
Selamat mencoba...
Cara Membuat :
1. Cairkan tepung sagu dengan 300 cc air, tempatkan di panci.
2. Tambahkan garam dan gula.
3. Didihkan sisa air, 700 cc.
4. Tuang air mendidih tadi ke dalam panci yang berisi larutan.
sagu. Aduk sehingga sagu matang merata dan berwarna putih bening.
Kuah Kuning
http://id.wikipedia.org/wiki/Papeda
http://cloud.papua.go.id/id/pariwisata/artikel/Pages/Resep-Papeda-Makanan-Khas-Papua.aspx
http://id.wikipedia.org/wiki/Bika_ambon
membaca.
1. Mie Kocok Bandung
Meskipun makanan pokok kebanyakan orang
Indonesia itu nasi, ternyata banyak juga di antara kita yang gemar makan mie.
Karena itu tidak heran kalau di Indonesia mie juga menjadi salah satu makanan
laris karena banyak diburu. Olahan mie di Indonesia sendiri sangat beragam.
Seperti mie ayam, ada mie aceh, mie jawa, dan yang tidak kalah populernya
adalah mie kocok.
Mi kocok adalah makanan khas dari Bandung.
Bisa dibilang kalau makanan ini cukup untuk mengenyangkan perut karena
komposisinya yang berat.
Sesuai
namanya, makanan ini berbahan dasar mie. Ukuran mienya agak tebal seperti
kwetiew. Biasanya, mi kocok disantap bersama bakso, kikil, tahu, dan
taoge. Lalu, mie ini disiram kuah sapi. Setelah itu, diberi taburan
bawang goreng dan potongan daun seledri. Eehm……dijamin jadi laper kalau liat
makanan in. Rasanya yang segar dan lezat menjadikan makanan banyak digemari
masyarakat. Cocok disantap selagi masih panas. Selain
itu kuliner khas Bandung satu ini juga bisa dinikmati dengan diberi tambahan
sambal, saos, atau kecap sesuai selera.
Sebenarnya,
asal mula nama mie kocok ini kurang jelas. Tetapi, kalau dilihat dari cara
memasaknya, mungkin itu jawabannya kanapa disebut mie kocok. Mie yang
masih mentah, direbus ke dalam wadah yang besar. Setelah itu, mie tadi diangkat
menggunakan alat sejenis gayung panjang yang bolong utnuk jalan keluar air.
Selama proses pengangkatan, mie tadi dikocok-kocok supaya merata matangnya dan
lebih bersih dan proses ini dilakukan berkali-kali. Nah, mungkin itu dia kenapa
disebut mie kocok.
Di
Bandung, mie kocok ini sangat mudah ditemukan di pinggiran jalan. Biasanya mie
ini dijual dengan menggunakan gerobak lalu didorong keliling. Tapi, kita juga
bisa menemukan gerobak mie kocok yang sedang mangkal. Biasanya, mangkalnya di
tempat-tempat yang ramai seperti di sekolah, daerah perkantoran, bahkan di
pusat perbelanjaan. Selain itu, harganya juga relative murah kok. Jadi, kalo
lagi pergi ke Bandung, wajib coba dan icip-icip mie kocok kuliner khas Bandung.
2. Kerak Telor Betawi
Kerak telor adalah makanan asli daerah Jakarta (Betawi), dengan bahan-bahan beras ketan putih, telur ayam, ebi (udang kering yang diasinkan) yang disangrai kering ditambah bawang merah goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica butiran, garam dan gula pasir. Mirip seperti martaba. Rasanya gurih dan sangat lezat disantap selagi hangat.
Proses kehadiran kerak telor menjadi makanan tradisional Betawi
tak lepas dari proses akulturasi atau percampuran kebudayaan antar
bangsa. Kita ketahui bahwa sejak abad ke-5, tanah Jakarta, khususnya
kawasan Pelabuhan Kalapa, telah menjadi kawasan internasional. Berbagai bangsa>>
Maksudnya, di Pelabuhan Kalapa sudah
terjadi interaksi antaretnis maupun bangsa. Konon, kerak telor
dipengaruhi oleh tradisi kuliner India, Arab, Tionghoa, bahkan Portugis.
Pengaruh India dibawa oleh para pedagang
dari Gujarat yang membawa serta pedagang dari Kerala, yang terkenal
sebagai juru masak handal. Mereka yang memperkenalkan kari, jenis
masakan yang berasal dari Tamil, India namun menggunakan rempah-rempah
yang berasal dari Indonesia. Mereka juga membawa martabak, atau yang disebut orang Kerala sebagai beda roti yang berarti roti dengan telur.
Masakan Arab terkenal dengan bumbu rempah-rempahnya seperti jinten, kapulaga, cengkeh, kayu manis, wijen dan minyak samin sehingga aroma rempahnya sangat nyata dengan rasa bertemu pedas. Beberapa contoh jenis masakan Arab dalam sajian dapur Betawi seperti acar bawang merah, soto tangkar, sayur bebanci, nasi goreng kambing, nasi kebuli, pacri nanas dan masih banyak lagi.
Jejak komunitas keturunan Portugis masih dapat kita jumpai di Kampung Tugu di utara Jakarta. Salah satu ciri masakan Portugis terletak pada bumbu yang dibakar. Contoh masakannya adalah pindang serani, di mana bumbu-bumbu pembuatnya dibakar terlebih dahulu. Begitu pula hidangan ringan kenari pada bolu karamel, talam singkong, dan lain-lain.
Masakan Arab terkenal dengan bumbu rempah-rempahnya seperti jinten, kapulaga, cengkeh, kayu manis, wijen dan minyak samin sehingga aroma rempahnya sangat nyata dengan rasa bertemu pedas. Beberapa contoh jenis masakan Arab dalam sajian dapur Betawi seperti acar bawang merah, soto tangkar, sayur bebanci, nasi goreng kambing, nasi kebuli, pacri nanas dan masih banyak lagi.
Jejak komunitas keturunan Portugis masih dapat kita jumpai di Kampung Tugu di utara Jakarta. Salah satu ciri masakan Portugis terletak pada bumbu yang dibakar. Contoh masakannya adalah pindang serani, di mana bumbu-bumbu pembuatnya dibakar terlebih dahulu. Begitu pula hidangan ringan kenari pada bolu karamel, talam singkong, dan lain-lain.
Yogyakarta. Daerah istimewa yang biasa disebut Jogja ini mempunyai
sejumlah makanan enak, murah dan bergizi. Atmosfer seni yang 'nyentrik'
dan kekayaan kulinernya selalu bikin hati siapa saja kepincut. Tidak
hanya wisatawan lokal, turis mancanegara pun tak pernah bosan berkunjung
ke kota berjuluk 'Never ending asia' ini.
http://travel.kapanlagi.com/artikel/kuliner/145-kuliner-jogja-ngangeni.html
Salah satu makanan khas nya adalah Gudeg. Gudeg (bahasa Jawa gudheg) adalah makanan
khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang
dimasak dengan santan dan dibumbui dengan kluwek. Warna coklat biasanya
dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan
nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.
Ada berbagai varian gudeg, antara lain:
- Gudeg Kering, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh kental, jauh lebih kental daripada santan pada masakan padang.
- Gudeg Basah, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh encer.
- Gudeg Solo, yaitu gudeg yang arehnya berwarna putih
Salah satu warung gudeg yang terkenal akan kelezatannya adalah warung Gudeg Wijilan
Gudeg Wijilan memang bercita rasa khas, berbeda dengan gudeg pada
umumnya. Gudegnya kering dengan rasa manis. Cara memasaknya pun berbeda,
buah nangka muda (gori) direbus di atas tungku sekitar 100 derajat
celcius selama 24 jam untuk menguapkan kuahnya.
Sebagai lauk pelengkap, daging ayam kampung dan telur bebek dipindang
yang kemudian direbus. Sedangkan rasa pedas merupakan paduan sayur tempe dan sambal krecek. Ketahanan gudeg Wijilan ini memang cocok sebagai oleh-oleh, karena
merupakan gudeg kering, maka tidak mudah basi dan mampu bertahan hingga 3
hari. Tak heran jika gudeg dari Wijilan ini sudah “terbang” ke berbagai
pelosok tanah air, bahkan dunia.
Harganya pun variatif, mulai dari Rp 10.000,- sampai Rp 100.000,-,
tergantung lauk yang dipilih dan jenis kemasannya. Bahkan ada yang
menawarkan paket hemat Rp 5.000, dengan lauk tahu, tempe, dan telur.
Resep Umum
Bahan :
- Nangka muda 500 gr
- Ayam bertulang 500 gr
- Daun salam secukupnya
- Santan, secukupnya sampai gudeg di kuali/panci terendam.
- Telor rebus, kupas 4 buah
Bumbu halus :
- 18 butir bw merah
- 6 siung bw putih
- 3 sdt tumbar bubuk
- 2 sdm lengkuas cincang
- 200 gr gula jawa
- garam dan gula pasir
- 40 gr asam jawa
Cara Masak :
- Masukkan semua bahan di kuali/panci kecuali telur.
- Masak sampai mendidih.
- Aduk-aduk sampai rata.
- Kecilkan api, masak terus nggak boleh diaduk sampai kuah habis trus warnanya coklat tua gelap.
- Oh ya sebelum kuah hampir habis masukkan telor rebus.
http://travel.kapanlagi.com/artikel/kuliner/145-kuliner-jogja-ngangeni.html
4. Rendang
Rendang. Siapa yang tidak kenal dengan kuliner fenomenal khas Indonesia satu ini. Rasanya yang sangat lezat membuat namanya dikenal hingga berbagai belahan dunia. Rendang (bahasa Minang: Randang) adalah salah satu masakan tradisional Minangkabau yang menggunakan daging dan santan kelapa sebagai bahan utama dengan kandungan bumbu rempah-rempah yang kaya. Masakan dengan citarasa yang pedas ini digemari oleh seluruh kalangan masyarakat, dan dapat ditemukan di seluruh Rumah Makan Padang di Indonesia.
Rendang adalah masakan yang mengandung bumbu rempah yang kaya. Selain bahan dasar daging, rendang menggunakan santan kelapa (karambia), dan campuran dari berbagai bumbu khas yang dihaluskan di antaranya cabai (lado), serai, lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah dan aneka bumbu lainnya yang biasanya disebut sebagai pemasak.
Keunikan rendang adalah penggunaan bumbu-bumbu alami, yang bersifat
antiseptik dan membunuh bakteri patogen sehingga bersifat sebagai bahan
pengawet alami. Bawang putih, bawang merah, jahe, dan lengkuas diketahui
memiliki aktivitas antimikroba yang kuat.[2] Tidak mengherankan jika rendang dapat disimpan satu minggu hingga empat minggu.
Proses memasak rendang asli dapat menghabiskan waktu berjam-jam
(biasanya sekitar empat jam), karena itulah memasak rendang memerlukan
waktu dan kesabaran.[3]
Potongan daging dimasak bersama bumbu dan santan dalam panas api yang
tepat, diaduk pelan-pelan hingga santan dan bumbu terserap daging.[4]
Setelah mendidih, apinya dikecilkan dan terus diaduk hingga santan
mengental dan menjadi kering. Memasak rendang harus sabar dan telaten
ditunggui, senantiasa dengan hati-hati dibolak-balik agar santan
mengering dan bumbu terserap sempurna, tanpa menghanguskan atau
menghancurkan daging. Proses memasak ini dikenal dalam seni kuliner
modern dengan istilah 'karamelisasi'. Karena menggunakan banyak jenis
bumbu, rendang dikenal memiliki citarasa yang kompleks dan unik.
Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat,[5] yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu:
- Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari "Niniak Mamak" (para pemimpin Suku adat)
- Karambia (kelapa), merupakan lambang "Cadiak Pandai" (kaum Intelektual)
- Lado (cabai), merupakan lambang "Alim Ulama" yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama
- Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.
Dalam tradisi Melayu, baik di Riau, Jambi, Medan atau Semenanjung Malaya, rendang adalah hidangan istimewa yang dihidangkan dalam kenduri khitanan, ulang tahun, pernikahan, barzanji, atau perhelatan keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Qurban.
http://id.wikipedia.org/wiki/Rendang
5. Pempek Palembang
Pempek Palembang, salah satu
makanan tradisional dari Sumatra Selatan yang terbuat dari ikan dan
tepung sagu ini sudah populer di Indonesia. Rasanya yang kenyal gurih
dengan saus yang asam pedas memang nikmat untuk disantap. Dulunya Pempek
Palembang dibuat dari daging ikan Belida yang diambil dari sungai Musi
yang mempunyai rasa dan aroma lebih gurih, karena ikan Belida sulit
didapat serta mahal maka dipakai daging ikan ikan gabus yang harganya
lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih. juga ikan air tawar
lainnya seperti ikan putak, toman, dan bujuk. Selain itu sekarang juga
menggunakan jenis ikan laut seperti tenggiri, kakap merah,
parang-parang, ekor kuning.
Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko
dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring
masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak
ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas.
Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email dan
dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek biasanya terdapat
9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini
adalah irisan dadu timun segar dan mie kuning.
Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu telur
ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak
panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau
terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya
irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting.
Pempek bisa ditemukan dengan sangat mudah di seantero Kota Palembang.
Pempek dijual dimana-mana di Palembang, ada yang menjual di restoran,
ada yang dipinggir jalan, dan juga ada yang dipikul. Disemua kantin
sekolah/tempat kerja/kampus pasti ada yang menjual pempek. Tahun
1980-an, penjual pempek biasa memikul 1 keranjang pempek penuh sambil
berkeliling Kota Palembang jalan kaki menjajakan makanannya.
6. Lumpia Semarang
Lumpia
Lumpia adalah makanan semacam rollade
berisi rebung, telur dan daging ayam atau udang. Citarasa lumpia adalah
perpaduan rasa Tionghoa dan Indonesia, karena memang penemunya adalah
orang Tionghoa yang menikah dengan orang Indonesia.
Salah satu lumpia paling tekenal di Jawa adalah Lumpia Semarang. Dewasa ini, terdapat enam jenis lumpia semarang dengan cita rasa yang
berbeda. Pertama aliran Gang Lombok (Siem Swie Kiem), kedua aliran Jalan Pemuda
(almarhum Siem Swie Hie), dan ketiga aliran Jalan Mataram (almarhumah
Siem Hwa Nio). Ketiga aliran ini berasal dari satu keluarga Siem Gwan
Sing–Tjoa Po Nio yang merupakan menantu dan putri tunggal pencipta
lumpia Semarang, Tjoa Thay Yoe–Wasih dan yang terakhir adalah lumpia
Jalan TanggaMus (Ny. Mechtildis Tyastresna Halim) lumpia nya bulat-bulat
dan gurih
Aliran keempat adalah sejumlah bekas pegawai lumpia Jalan Pemuda, dan
aliran kelima adalah orang-orang dengan latar belakang hobi kuliner
yang membuat lumpia dengan resep hasil pembelajaran dari lumpia yang
sudah beredar.
Generasi tertua saat ini, yaitu generasi ketiga Siem Swie Kiem (68),
tetap setia melayani konsumennya di kios warisan ayahnya (Siem Gwan
Sing) di Gang Lombok 11. Keistimewaan lumpia Gang Lombok ini menurut
sejumlah penggemarnya yang sempat ditemui di kios tersebut adalah
racikan rebungnya tidak berbau, juga campuran telur dan udangnya tidak
amis.
Lumpia buatan generasi keempat dapat kita peroleh di kios lumpia Mbak
Lien alias Siem Siok Lien (43) di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran.
Mbak Lien meneruskan kios almarhum ayahnya, Siem Swie Hie, yang
merupakan abang dari Siem Swie Kiem, di Jalan Pemuda (mulut Gang Grajen)
sambil membuka dua cabang di Jalan Pandanaran.
Kekhasan lumpia Mbak Lien ini adalah isinya yang ditambahi racikan
daging ayam kampung. Ketika awal mula meneruskan usaha almarhum ayahnya,
Mbak Lien membuat tiga macam lumpia, yaitu lumpia isi udang, lumpia isi
ayam (untuk yang alergi udang), dan lumpia spesial berisi campuran
udang serta ayam. Tetapi, karena merasa kerepotan dan apalagi kebanyakan
pembeli suka yang spesial, sekarang Mbak Lien hanya membuat satu macam
saja, yaitu lumpia istimewa dengan isi rebung dicampur udang dan ayam.
Adapun generasi keempat lainnya, yaitu anak-anak dari almarhum Siem
Hwa Nio (kakak perempuan dari Siem Swie Kiem) meneruskan kios ibunya di
Jalan Mataram (Jalan MT Haryono) di samping membuka kios baru di
beberapa tempat di Kota Semarang. Di antara anak-anak almarhum Siem Hwa
Nio ini ada juga yang membuka cabang di Jakarta. Bahkan ada cucu
almarhum Siem Hwa Nio sebagai generasi kelima membuka kios lumpia
sendiri di Semarang.
Selain keluarga-keluarga leluhur pencipta lumpia semarang tersebut,
sekarang banyak juga orang-orang ”luar” yang membuat lumpia semarang.
Mereka umumnya mantan karyawan mereka. Mereka yang mempunyai hobi
kuliner juga turut meramaikan bisnis lumpia semarang dengan membuat
lumpia sendiri, seperti Lumpia Ekspres, Phoa Kiem Hwa dari Semarang
International Family and Garden Restaurant di Jalan Gajah Mada,
Semarang.
- 12 lembar Kulit Lumpia siap pakai
- 50 g Wortel, potong dadu
- 75 g Rolade, potong kecil panjang
- 30 g Daun bawang, iris halus
- 2 buah Cabe merah, potong kecil panjang
- 400 g Bihun jagung Pilihan Bunda, seduh, tiriskan
- 100 g keju parut kasar
Bahan II :
- 5 siung Bawang Putih, cincang
- 1 sdm Kari Bubuk
- 1 sdt Garam Masala
- 100 ml Santan Kental
- 1 sdm Kecap Ikan
- 1/4 sdt Garam
- 1 sdt Gula Pasir
- 1/2 sdt Lada Bubuk
- minyak untuk menumis
Cara Membuat Kulit Lumpia Kering :
- Bahan II: Tumis bawang putih hingga kekuningan.
- Masukkan bahan lainnya, aduk hingga santan menyerap.
- Masukan rolado, wortel, cabe, daun bawang, masak hingga wortel cukup matangnya, matikan api.
- Masukan bihun jagung Pilihan bunda yang sudah diseduh dan keju, aduk rata.
- Isi tiap kulit lumpia dengan 2 sdm penuh adonan bihun. Bungkus hingga rapi.
- Goreng dengan minyak sedang panasnya hingga kekuningan.
- Angkat, sajikan hangat.
Siap disajikan untuk 12 orang.
7. Rawon
Rawon atau nasi rawon (karena selalu disajikan dengan nasi) adalah menu berupa sup daging dengan bumbukluwek. Rawon, meskipun dikenal sebagai masakan khas Jawa Timur (seperti Surabaya), dikenal pula oleh masyarakat Jawa Tengah sebelah timur (daerah Surakarta). khas karena mengandung
Daging untuk rawon umumnya adalah daging sapi yang dipotong kecil-kecil. Bumbu supnya sangat khas Indonesia, yaitu campuran bawang merah, bawang putih, lengkuas (laos), ketumbar, serai, kunir, lombok, kluwek, garam, serta minyak nabati.
Semua bahan ini (kecuali serai dan lengkuas) dihaluskan, lalu ditumis
sampai harum. Campuran bumbu ini kemudian dimasukkan dalam kaldu rebusan
daging bersama-sama dengan daging. Warna gelap khas rawon berasal dari
kluwek.
Di Daerah Jawa Timur banyak dijumpai penjual Rawon, terutama rawon Pasuruan banyak yang terkenal. Di Jakarta bisa ditemukan di Restoran Pondok Prapanca Jalan Nipah XV no.3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Jalan turunan sebelum Kantor Walikota Jakarta Selatan).
http://www.google.co.id/imgres?hl=id&sa=X&biw=1360&bih=581&tbm=isch&prmd=imvns&tbnid=_HRDCsYstUzNHM:&imgrefurl=http://agsfood.blogspot.com/2009/02/rawon-komplit.html&docid=E3VbvMIKU5fYVM&imgurl=http://farm4.static.flickr.com/3637/3304176261_db8deeedac.jpg&w=500&h=333&ei=F9ibUOHMJoz8rAeQtICgAg&zoom=1&iact=rc&dur=367&sig=110620527109538645161&page=1&tbnh=143&tbnw=226&start=0&ndsp=18&ved=1t:429,r:7,s:0,i:91&tx=142&ty=81http://id.wikipedia.org/wiki/Rawon
8. Sate Madura
Sate Madura adalah sate khas Madura. Sate Madura biasanya terbuat dari ayam.
Madura selain terkenal sebagai pulau garam, juga terkenal dengan
satenya. Sate madura sudah terkenal di seluruh Nusantara, Sate Madura
dapat ditemukan hampir di semua daerah khususnya di kota besar seperti Medan, Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Konon di Madura sendiri sate susah dicari. Tetapi selain ayam sebagai bahan utama sate juga ada yang menggunakan kambing
yang ditandai dengan digantungnya bagian kaki belakang si kambing di
rombong sang penjual sate. Bumbunya adalah campuran kacang yang ditumbuk
halus petis dan sedikit bawang merah. Memanggangnya dengan api dari
batok kelapa yang dihanguskan lebih dulu yang disebut dengan arang batok
kelapa. Rasanya gurih tapi dipantangkan kepada mereka yang
berkolesterol tinggi dan yang pengidap asam urat akut.
9. Papeda
Papeda atau bubur sagu, merupakan makanan pokok masyarakat Maluku dan Papua. Makanan ini terdapat di hampir semua daerah di Maluku dan Papua.
Papeda dibuat dari tepung sagu.
Pembuatnya para penduduk di pedalaman Papua. Tepung sagu dibuat dengan
cara menokok batang sagu. Pohon yang bagus untuk dibuat sagu adalah
pohon yang berumur antara tiga hingga lima tahun.
Mula-mula pokok sagu dipotong. Lalu bonggolnya diperas hingga sari
patinya keluar. Dari sari pati ini diperoleh tepung sagu murni yang siap
diolah. Tepung sagu kemudian disimpan di dalam alat yang disebut tumang. Papeda biasanya disantap bersama kuah kuning, yang terbuat dari ikan tongkol atau ikan mubara dan dibumbui kunyit dan jeruk nipis.
Resep Papeda Makanan Khas Papua
Buat teman teman yang pengen tau rasanya nih ada contekan resep papeda...Selamat mencoba...
Papeda
Bahan :
• 100 gr tepung sagu
• 1000 cc air
• ½ sdt garam
• ½ sdt gula
• 100 gr tepung sagu
• 1000 cc air
• ½ sdt garam
• ½ sdt gula
Cara Membuat :
1. Cairkan tepung sagu dengan 300 cc air, tempatkan di panci.
2. Tambahkan garam dan gula.
3. Didihkan sisa air, 700 cc.
4. Tuang air mendidih tadi ke dalam panci yang berisi larutan.
sagu. Aduk sehingga sagu matang merata dan berwarna putih bening.
Kuah Kuning
Bahan :
• 2 ekor ikan kembung (boleh juga ikan tongkol atau kakap)
• 1 bh jeruk nipis
• 2 sdm minyak untuk menumis
• 4 btg kemangi, siangi
• 2 ekor ikan kembung (boleh juga ikan tongkol atau kakap)
• 1 bh jeruk nipis
• 2 sdm minyak untuk menumis
• 4 btg kemangi, siangi
Bumbu :
• 4 bh bawang merah
• 2 bh bawang putih
• 3 bh kemiri
• 2 bh cabai merah keriting
• 5 bh cabai rawit, biarkan utuh
• 1 bh tomat merah, belah 4
• 2 cm jahe
• 2 cm kunyit
• 1 btg serai, ambil putihnya, geprak
• 2 lbr daun salam
• 1 sdm gula pasir
• ½ sdm garam (sesuai selera)
• 4 bh bawang merah
• 2 bh bawang putih
• 3 bh kemiri
• 2 bh cabai merah keriting
• 5 bh cabai rawit, biarkan utuh
• 1 bh tomat merah, belah 4
• 2 cm jahe
• 2 cm kunyit
• 1 btg serai, ambil putihnya, geprak
• 2 lbr daun salam
• 1 sdm gula pasir
• ½ sdm garam (sesuai selera)
Cara Membuatnya :
1. Bersihkan ikan, lumuri dengan garam dan jeruk nipis. sisihkan
2. Haluskan bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe , kemiri, dan cabai
merah.
3. Tumis bumbu halus tadi hingga harum , masukan daun salam, serai, dan
tomat.
4. tambahkan 700 cc air, biarkan mendidih
5. Masukkan ikan. Tambahkan garam, gula dan cabai rawit utuh, masak beberapa
menit dengan api besar. Kemudian kecilkan api masak kembali hingga ikan matang.
6. Tambahkan daun kemangi dan 1 sdm air jeruk nipis sebelum diangkat.
7. Kuah ikan siap dinikmati dengan papeda.
1. Bersihkan ikan, lumuri dengan garam dan jeruk nipis. sisihkan
2. Haluskan bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe , kemiri, dan cabai
merah.
3. Tumis bumbu halus tadi hingga harum , masukan daun salam, serai, dan
tomat.
4. tambahkan 700 cc air, biarkan mendidih
5. Masukkan ikan. Tambahkan garam, gula dan cabai rawit utuh, masak beberapa
menit dengan api besar. Kemudian kecilkan api masak kembali hingga ikan matang.
6. Tambahkan daun kemangi dan 1 sdm air jeruk nipis sebelum diangkat.
7. Kuah ikan siap dinikmati dengan papeda.
http://cloud.papua.go.id/id/pariwisata/artikel/Pages/Resep-Papeda-Makanan-Khas-Papua.aspx
10. Bika Ambon
Bika ambon adalah sejenis penganan asal Indonesia. Terbuat dari bahan-bahan seperti telur, gula, dan santan, bika ambon umumnya dijual dengan rasa pandan, meskipun kini juga tersedia rasa-rasa lainnya seperti durian, keju, dan cokelat.
Bika ambon biasanya dapat bertahan dalam kondisi terbaik selama sekitar
empat hari karena setelah itu kue tersebut mulai mengeras.
Asal-muasal bika ambon tidak diketahui dengan jelas [1].
Pada buku Bunga Angin Portugis di Nusantara, Jejak-jejak Kebudayaan
Portugis di Nusantara (2008) karya Paramita R Abdurrahman, disebutkan
bahwa salah satu peninggalan Portugis di Maluku adalah tradisi kuliner.
Di antara berbagai jenis kuliner yang diperkenalkan kepada penduduk
setempat, satu di antaranya adalah bika. Namun tak ada yang bisa
menjelaskan bagaimana kue tersebut dibawa atau diperkenalkan oleh orang
Ambon ke Medan, atau bagaimana ia bisa bernama bika ambon.[2] [1
Walaupun namanya mengandung kata "ambon", bika ambon justru dikenal sebagai oleh-oleh khas Kota Medan, Sumatera Utara. Di Medan, Jalan Mojopahit di daerah Medan Petisah terdapat sedikitnya 30 toko yang menjual kue ini.[2]. Setiap toko di lokasi ini bisa menjual lebih dari 1.000 bungkus bika ambon per hari apabila menjelang hari raya.[2]
Diperkirakan, sebutan bika ambon muncul dari kebiasaan masyarakat yang
dahulu baru mengenal bika yang diproduksi di jalan ambon, Medan.
Penyebutan bika ambon akhirnya menjadi tradisi seiring dengan
berkembangnya industri makanan ini.[2]